Perhelatan balap kuda besi motor GP Mandalika 2022 yang di selenggarakan tanggal 28-20 maret 2022 sudah usai. Banyak peristiwa, mulai jatuhnya sanga juara andalan Team Honda Marc Marccues sampai viralnya sang dukun/pawang hujan yang basah kuyup saat mengusir hujan.

Acara international yang di selenggarakan tiap tahun di beberapa negara di seluruh dunia ini bisa di bilang sukses tanpa ada kendala yang serius. Walau di sana sini masih banyak kritikan dan masukan dari masyarakat melalui media social, namun dalap pelaksanaan cukup terkodinir dengan bagus.

Penonton dari berbagai kalangan dan daerah bahkan dunia berdatangan di acara yang di hadiri langsung oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo dan beberapa mentri terlihat menikmati acara baik itu balap motor GP maupun acara acara yang di siapkan oleh pemerintah Nusa tenggara Barat ini.

Di balik riuh rendahnya acara ini, nasip dan hak hak Difabel seperti terabaikan dan tidak di perdulikan sama sekali. Ini terlihat dari pasilitas yang di siapkan tidak satupun yang bisa di akses oleh mereka.

Dua orang pengguna kursi roda yaitu Zulaifi dan temannya hanya bisa menonton dari atas kursi rodanya di balik tembok pembatas karena tidak bisa naik ke tribun yang di siapkan panitia. Sementara ini pihak Crew Gate yang rata rata berasal dari Lombok sama sekali tak punya rasa empati terhadap mereka. Sedangkan beberapa penonton yang lompat pagar untuk naik ke tribun yang di siapkan khusus untuk tiket yang bertanta zona tribun tak mampu mereka halau. Ini trlihat di tribun Gren D dan Tribun Gran E.

Zulafi yang dipabel daksa tanpa kedua kaki ini harus puas berdesakan dengan penonton lain menonton dari balik tembok pembatas yang tingginya melebihi dia. Jika ingin melihat helem pembalap dia harus bisa memposisikan tubuhnya ke tempat yang lebih tinggi dari tembok pembatas.

Salah satu staf Gate di Area Gren yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah di beri pembekalan terkait dengan penonton Difabel.

“ Alih memberikan cara melayani difabel, menyebut difabel saja tidak. Kita hanya di bekali standar pelayanan saja “ katanya menjelaskan.

Sementara itu Zulaifi yang di hubungi pihak media ini hanya bisa tersenyum dan menerima kondisi ini.

“ kami memeng sengaja membeli tiket tanpa tribun karena kita tau tidak ada tribun yang akses dengan difabel. Tidak seperti waktu acara WSBK kemarin yang menyiapkan Tribun yang bisa di akses oleh Difabel “ terangnya.

“ Sepertinya pihak penyelengara perlu di ingatkan terkait dengan hak hak difabel di muka umum seperti UU No 19 Tahun 2011. Jangankan Tribun, Kamar mandi saja sama sekali tak akses dengan difabel. Ini sepertinya mereka ( Panita ) ingin mengatakan bahwa kami para difabel tidak berhak menonton acara acara seperti ini “ lanjutnya.