Lidi Foundation, 10/11/2021. Covid-19 masih terasa bagi beberapa kelompok orang yang selama ini terimbas ekonominya karena PPKM beberapa waktu yang lalu.

Lockdwon atau biasa orang mengenalnya dengan PPKM beberapa yang lalu memang masih menyisakan beberapa maslah bagi para pelaku UKM di kalangan masyarakat terutama kalangan difabel. Belum lagi para difabel yang sejak awal mempunyai tempat jasa mijit yang harus tutup total karena Covid-19 ini.

Lidi Foundation yang selama ini bergerak di bidang social terutama yang berkaitan dengan hajat hidup kaum marjinal seperti difabel, warga miskin dan lansia ini mengambil langkah untuk melakukan kegiatan jelajah sisial untuk menelusuri dan mendata mereka yang ekonominya terdampak oleh Covid-19.

Bersama The Freedom Pund dan PT. Autore, Lidi Foundation membagikan paket sembako ke ratusan penerima menfaat yang berada di Lombok timur, Lombok barat, kota mataram dan Lombok tengah. Dalam sekali berkegiatan tak kurang dari 75 orang mereka layani dan semianya telah lulus dalam assessment untuk mendapatkan sasaran yang benar benar tepat.

Hari ini, rabo 10/11/21 Lidi foundation kembali menelusuri beberapa titik sasaran di wilayah kota mataram untuk menyalurkan bantuan sembako. Setelah dari kantor lurah punia, tim lalu menelusuri jalan sriwijaya untuk mendatangi sasaran yang sudah di tentukan sebelumnya.

Murjenah yang sehari hari berjualan kue keliling di sekitaran jalan sriwijaya tak luput dari sasaran jelajah social lidi foundation. Wanita paruh baya yang seorang difabel dari Bajur Lombok barat ini memang sering di sambangin oleh Tim Lidi Foundation karena selain dia yang difabel, suaminya, Pujiono Lukito yang seorang Tina netra juga sudah lama menjadi sasaran Lidi Foundation.

Laki laki asal semarang yang dating ke Lombok sejak 2013 ini sudah lama tidak bisa bekerja secara normal karena kondisi pengeliatanya yang semakin memburuk. Biarpun begitu, lukito saat ini menjadi relawan di RBGI kota mataram sebagai tenaga adimistrasi. Semangan kerelawannya memang tak bisa dia lepaskan begitru saja walau pisiknya sudah mulai berubah.

Semangat hidup pasanga suami istri ini patut menjadi tauladan buat kita semua karena mereka pantang meminta belas kasihan untuk menghidupi keluarganya yang lain. Mereka tetap berusaha untuk mencari napkah walau hanya dengan berjualan kue basah keliling kota mataram dari Rumah sakit kota sampai sekitaran jalan sriwijaya. (ws)