Beberapa minggu ini, para petani tembakau di beberapa wilayah kabupaten Lombok timur dan Lombok tengah lagi rebut karena tanaman tembakau mereka layu dan mati karena di guyur hujan lebat. Namun di sisi lain, masyarakat Lombok selatan terutama di kecamatan jeruaru malah kekurangan air bersih dan membutuhkan bantuan.

 

Masalah air bersih untuk wilayah Lombok timur bagian selatan sejak dahulu memang menjadi masalah yang tak kunjung selesai walau beberapa solusi pernah di coba antara lain seperti pengolahan air laut menjadi air tawar, pipanisasi sumber air bersih yang ada di desa tutukbahkan sampai pipanisasi sumber air dari wilayah mata air di utara. Namun proyek proyek  tersebut hilang begitu saja bahkan beberapa  proyek tersebut meninggalkan masalah hokum yang tak kunjung selesai.

 

Masalah air bersih sepertinya selalu menjadi objek kepentingan para pemangku kebijakan sehingga proyek proyek yang ada tidak pernah mampu mengatasi persoalan yang di hadapi oleh masyarakat Lombok selatan.

 

Di beberapa dusun yang paling selatan sebenarnya sudah tertanam pipa pipa air sampai di halaman rumah para warga namun airnya selama bertahun tahun tak pernah ada karena maslah di utara sebagai pemasok air selalu menuai permaslahan seperti kasus treng wilis yang sempat membuat Lombok timur heboh.

Di balik masalah tersebut, sebuah lembaga difabel yaitu LIDI Foundation sudah 3 tahun terakhir ini selalu menyalurkan air bersih untuk masyarakat.

 

Program jelajah sosial Autore secara rutin menjangkau semua wilayah yang benar benar membutuhkan air bersih. Tak kuirang dari 100 tanki air bersih dengan volume 5000 liter / tanki di salurkan untuk masyarakat selatan.

 

Usen, salah seorang masyarakat yang tinggal di ujung ketangga merasa sangat terbantukan dengan bantuan air bersih yang di salurkan oleh LIDI Foundation.

 

“ kami sangat berterima kasih sekali dengan adanya bantuan air bersih ini. Walaupun hanya datang pas musim kemarau saja, namun itu sangat membantu kami di saat musim kering begini “ katanya.

 

Tak kurang dari 400 ribu mereka keluarkan untuk membeli air tanki setiap bulannya. Ini tentu sangat berat buat mereka sebagai petani kecil yang hanya mengandalkan penghasilan dari bertani jangung yang dating sekali setahun tersebut.

 

Bahkan karena kesulitan air bersih ini, sebagian masyarakat harus rela untuk mengungsi ke kampung asal mereka masing masing karena untuk bertahan hidup di selatan tanpa air bersih sangat berat buat mereka. (ws)