Suasana rumah itu terlihat biasa biasa saja, namun di dalam rumah bercat putih itu tingglah seorang laki laki muda yang seluruh wajah dan badanya menghitam, namun bukan kereka gosong.

 

Sebelum menderita penyakit ini, kondisi Edi kurniawan taka da yang berbeda dengan tetangga tetangganya. Bahkan dia sempat merantau ke Malaysia sebagai buruh kelapa sawit selama dua tahun, saat itu usianya baru menginjak 16 tahun. Dia terpaksa merantau setelah tamat SMP karena ingin memperbaiki kehidupannya yang kurang baik.

 

Bitnik bitnik hitam sudah mulai keluar dari badannya sejak Edi masih Usia kelas 3 SD, namun karena tidak menimbulkan efek seperti gatal atau rasa sakit, dia menganggapnya sesuatu hal yang biasa dan tetap menjalani kegidupannya seperti orang orang yang lainnya. Namun saat keberangkatannya yang kedua kali dan baru 6 bulan di Malaysia, pertumbuhan bintil bintil hitam di seluruh badanya mulai tak terkontrol dan membuat dirinya tidak nyama. Hal inilah yang membuatnya dia pulang lebih awal ke kampong halamannya di Lombok timur.

 

Sesampainya di Lombok, tak menunggu lama semua telapak kakinya merasa kebas dan menebal karena kulit kakinya mengalami pertumbuhan yang pesat. Ada seperti kulit mati yang terus tumbuh yang membuat telapak kaki dan kukunya ikut merasa kaku.

Tahun 2015 sempat di bawa ke RSUD untuk di rawat, namun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan membuat dirinya tak terurus dan tidak melanjutkan perawataanya sampai kami temukan pertengahan bulan puasa kemarin ( 2023 ).

 

Lidi Foundation bersama Indopeduli Adelaide mencoba menshupot beberapa kebutuhannya perawatan da obat obatan yang di butuhkan guna perawatan di rumah secara berkala supaya bisa menekan laju pertumbuhan kulit telapak kakinya. Sementara untuk perawatan secara medis Adi Kurniawan sudah mulai secara rutin untuk melakukan control ke RSUD selong sekali seminggu. Hal ini harus di lakukan secara telaten dan rutin karena penyakit yang di sebut Epidemel thickening ini adalah penyakit genetic yang sampai saat ini belum di ada obatnya di NTB dan harus ke RS Dr. Soetomo Surabaya.