Istilah disabilitas dan difabel sering kali dianggap sama. Namun, kedua istilah tersebut sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Lantas, apa perbedaan disabilitas dan difabel?
Disabilitas dan difabel merupakan istilah yang menggambarkan keterbatasan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu. Meski secara garis besar sama, ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Terkadang, salah dalam menempatkan kata-kata tersebut dapat menimbulkan sentimen yang berbeda.
Mengenal Perbedaan Disabilitas dan Difabel –
Definisi Disabilitas dan Difabel
Secara umum, disabilitas adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Terdapat beberapa jenis disabilitas, yaitu:
1. Disabilitas fisik, seperti gangguan gerak yang menyebabkan tidak bisa berjalan
2. Disabilitas sensorik, seperti gangguan pendengaran atau penglihatan
3. Disabilitas intelektual, seperti kehilangan ingatan
4. Disabiltas mental, seperti fobia, depresi, skizofrenia, atau gangguan kecemasan
Sementara itu, difabel adalah istilah yang lebih halus untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami disabilitas. Difabel mengacu pada keterbatasan peran penyandang disabilitas dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari karena ketidakmampuan yang mereka miliki.
Artinya, seorang yang difabel bukanlah tidak mampu, melainkan hanya terbatas dalam melakukan aktivitas tertentu. Kondisi seorang difabel juga bisa diperbaiki dengan alat bantu yang membuatnya jadi mampu melakukan aktivitasnya seperti semula.
Perbedaan Disabilitas dan Difabel, Bagaimana Penggunaan Istilahnya?
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah disabilitas dan difabel sebenarnya tidak jauh beda. Perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari penggunaan istilah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, seseorang pelajar yang menderita disleksia bisa disebut sebagai penyandang disabilitas, karena ia tidak bisa membaca dengan normal. Namun, ia juga bisa dikatakan difabel karena ia akan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, misalnya untuk membaca buku pelajaran.
Disleksia adalah salah satu disabilitas yang sulit disembuhkan, tapi bisa diatasi. Pelajar tersebut bisa menggunakan rekaman atau video untuk belajar. Dengan begitu, sifat difabelnya akan berkurang, karena ia tetap bisa memenuhi aktivitasnya sehari-hari, meski sebenarnya ia tetap memiliki disabilitas.
Itulah mengapa sebutan difabel menjadi lebih halus dibandingkan disabilitas. Hal ini karena ada derajat ringan dan berat pada kata difabel. Sementara itu, dengan menyebut pelajar tadi sebagai seorang penyandang disabilitas, seakan-akan kita tidak melihat usahanya untuk mengatasi keterbatasannya.
Setelah memahami perbedaan disabilitas dan difabel, mulai sekarang Anda diharapkan dapat lebih menunjukkan rasa empati dan tidak merendahkan penyandang disabilitas. Bantulah mereka untuk mengatasi keterbatasannya.
Namun, jika Anda tidak mampu, setidaknya bersikaplah biasa seperti Anda bersikap kepada orang pada umumnya.
Ditinjau oleh : dr. Meva Nareza
Referensi :
https://www.alodokter.com/mengenal-perbedaan-disabilitas…